Pakar Penerbangan Khawatir Tentang Keselamatan Landasan Pacu Pasca Kecelakaan Jeju Air 7C2216

Spread the love

Pakar penerbangan mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait keselamatan landasan pacu setelah kecelakaan mematikan Jeju Air Penerbangan 7C2216 di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Pesawat tersebut mengalami kecelakaan setelah terbang rendah, menabrak dinding beton, dan terbakar setelah mendarat dengan flaps dan gear pendaratan yang tidak sepenuhnya diperpanjang. Tragisnya, hanya dua penumpang yang selamat, menjadikannya bencana udara paling mematikan di Korea Selatan.

Kini, dinding beton di ujung landasan pacu menjadi sorotan. Para ahli berpendapat bahwa penggunaan dinding atau fitur keamanan yang dapat rusak, seperti yang diterapkan di bandara-bandara AS, mungkin telah mengurangi jumlah korban jiwa. Video yang beredar menunjukkan pesawat melambat sebelum menabrak dinding, yang menurut para ahli menjadi penyebab utama kematian akibat cedera kekuatan tumpul.

Investigasi baru saja dimulai, dan tanda-tanda awal menunjukkan bahwa kemungkinan serangan burung menjadi penyebab kegagalan mesin. Penyidik akan memeriksa catatan pemeliharaan pesawat, jadwal pilot, dan data dari kotak hitam untuk mencari tahu penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Tragedi ini juga menyoroti perbedaan signifikan dalam aturan keselamatan bandara di seluruh dunia. Di AS, FAA (Federal Aviation Administration) mensyaratkan adanya zona aman 1.000 kaki setelah ujung landasan pacu atau penggunaan sistem keamanan lainnya. Namun, dinding beton di Bandara Muan tidak rusak, menimbulkan pertanyaan apakah bandara tersebut telah mengikuti pedoman keselamatan internasional yang berlaku.

Back To Top